Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2013

error bercerita,"Sebuah perjalanan" # episode 18

"Minum, Pa", aku mengangsurkan minuman dalam gelas untuk Hans, Papa dari De, Gi, dan Zi.  Hans terlihat tak acuh. Aku mengambil sepatunya, dan meninggalkan Hans sendirian di ruang tamu. De, Gi, dan Zi, berada di dalam kamar mereka, dan tersenyum lebar saat kumenoleh pada mereka. "Deee", panggilku. De berlari menuju arahku, dan berteriak,"Yaaa Mamaaa" "Diam, berisik", tiba-tiba suara Hans memotong senyum De "Mama, ada apa?", tanya De berbisik "Tanya Papa, Papa mau makan sekarang atau nanti, sana sayang", kataku "Mamaa, tadi Papa udah teriak menyuruh diam, masa sekarang De yang harus tanya Papa sih Ma?", ujar De "Justru itu, tanya sana. Sayang Papa, kan sayang?", tanyaku "Sayang? Hmm... iya", ujar De tapi dengan suara seperti ragu "ya udah sana, tanya ke Papa" kataku Dan kulihat De berjalan ragu-ragu, lalu menoleh padaku. Aku tersenyum dan mengedipkan sebelah mataku padanya, lalu kuli

error,"Perlahan kembali menjadi si error..."

Ternyata untuk kalli ini gue harus bersusah payah mengosongkan otak, dan mengisi dengan segenap ke-error-an yang biasa ada di otak. Susah banget!!! Dan benar-benar susah! Tapi gue berusaha sekuat tenaga untuk bisa kembali menjadi diri gue yang biasa... Gue yakin gue bisa, dan memang bisa, perlahan tapi pasti gue mulai mengosongkan kepenuhan otak dari segala hal yang ga penting dan itu rasanya yang harus dibuang... Ya, ada begitu banyak hal yang tanpa terasa memenuhi otak dan pengaruhi hati. Parah, separah-parahnya parah! Argh... Gue tinggallkan segala hal yang bisa menambah penuhnya otak. Gue juga udah cerita kan ya di tulisan gue terdahulu tentang ini? Gue cuti menulis. Padahal ada banyak tulisan yang seharusnya ditulis, tapi gue berusaha buang keinginan itu. Gue harus kosong..., ya kosongin otak. Sewaktu sedang mengosongkan otak, ternyata ada banyak kejadian yang datang dan memenuhi otak lagi... Gue sampai menangis, dan gue biarkan airmata gue mengalir, ga gue hentikan, juga ga beru

error berkata,"khayalan seorang error di hari ini"

Aku suka berkhayal menjadi seorang bidadari yang bercelana jeans, memakai kaos dan mempunyai sayap, tanpa tongkat sihir. Oh ya, tetap dengan aksesoris kalung, cincin batu, dan jam tangan besar tentunya... Biasanya bidadari selalu berwujud perempuan cantik bersayap dengan gaun yang haduh pasti merepotkan! Aku ga mau bergaun seperti itu. Susah membayangkannya! Tapi aku tetap ingin memiliki sayap. Sewaktu kecil aku bercita-cita memilliki sayap, supaya bisa terbang kemana pun ku mau. \Ya, aku ingin menjadi bidadari bercelana jeans lengkap dengan kaos, bersayap, dan aksesoris seperti yang biasa kupakai sehari-hari. Mau tahu kenapa aku ingin menjadi bidadari? Aku ingin mengubah segala hal yang bisa diubah dengan mudah. Ga apa-apa kan? Namanya aja berkhayal. Asyik pastinya aku bisa membantu mengubah nasib seseorang menjadi lebih baik, dengan kemampuan bidadariku. Asyik juga pastinya bisa terbang dan duduk santai di awan karena memiliki sayap, dan asyik juga rasanya membayangkan aku ga h

error dan,"Mengenang seorang sahabat"

"Sista, gue butuh lo" "Gue sudah berhenti. Itu masa lalu. Gue sudah berhenti", jawabku "Beceng, sista, beceng" Aku diam tak mejawabnya. "Lo masih menyimpannya?", suara di seberang sana yang kudengar dari ponsel terdengar bertanya. Dia seorang teman di masa lalu... Lama sebelum sekarang ini. "Ga, gue sudah tidak menyimpannya lagi", jawabku "Gila lo! Gue butuh!", gusar suara itu terdengar "Gue buang ke laut beberapa tahun yang lalu" "Argh, mudah banget sih sista buang!" "Gue kubur bareng masa lalu gue, lil bro", jawabku. Ufh, aku terdiam mendengar ucapan lil bro, teman masa laluku. "Sista, bantu gue" "Lil bro, bukan gue tidak mau membantu, tapi gue sudah hapus cerita masa lalu, gue jalanin cerita baru lil bro" "Sista, bantu gue. Cuma lo satu-satunya yang bisa bantu" "Temuin gue besok di tempat biasa ngopi, lil bro. Jangan ajak siapapun. Cuma lo dan gue. Lo ajak or

error dan,"Ini bukan halusinasi..."

Tiba-tiba kulihat sosokmu tepat di depan sebellah kiriku, tanpa senyum, dan dengan tatapan sedih memandang, tapi tak fokus padaku. Aku tersentak, dan duduk terhenyak, tanpa bisa berkata sepatah kata pun. Aku memandangmu, dan sebentar kemudian kamu pun lenyap tanpa seorang pun menyadari kedatanganmu, tak seorang pun juga menyadari kepergianmu. Cuma aku, ya, cuma aku... Tiba-tiba aku dirundung duka hitam yang mendalam. Senyum yang terpatri hampir saja lenyap terbang bersamamu yang lenyap tanpa senyum! Tidak, senyum ini masih tetap ada, tak hilang. Erat kudekap. Ini senjataku menghadapi hidup yang menjerat dengan liku-liku terang dan redup. Seorang putri kecil lugu duduk di sampingku asyik dengan keseriusannya sendiri, atau serius dengan keasyikannya sendiri. Menatap layar menonton anime yang ada di monitor kecil di pangkuannya. Tanpa perduli sekeliling, apalagi padamu. Yaa, cuma aku yang melihatmu, memandang berkabut bayangmu tapi jelas nyata di hadapanku, di samping seorang yang aku ta

error tentang,"Ada dusta untukmu"

"Aku berbahagia dengannya, bagaimana denganmu?" "Ya, aku juga berbahagia" Dan segala macam cerita keluar dari mulutnya dan gayanya, dan aku terpana dengan segala kebahagiaan yang dialaminya. Sungguh kebahagiaan yang amat indah! "Dia mencintaimu dengan baik?" "Ya", jawabku. Lalu berceritalah aku tentang suami dan kehidupan rumah tanggaku yang manis, dan penuh canda tawa, juga romantisme yang ada. Kulihat wajahnya terlihat takjub mendengar ceritaku, mungkin sama takjubnya denganku sewaktu mendengar ceritanya. Beberapa tahun tak berjumpa dengannya, juga tak berkomunikasi dengannya tak membuatku lupa akan sosoknya yang selalu tenang tapi selalu ceria saat bersama. Aku mengagumi sosoknya, amat mengagumi. Bahkan bisa dibilang aku mencintainya... "Kok ga mengundangku saat menikah?", tanyanya "Kamu juga ga mengundangku", ujarku Dan tiba-tiba ruang dan waktu menjadi hening, sunyi. Tiba-tiba kami sama-sama terdiam tanpa kata. Enta

error dan error,"Saat error hilang"

Ada saat gue merasa benar-benar full tank di otak, malah overloaded. Ga bisa lagi berpikir karena terlalu penuh. Hari-hari biasa gue isi dengan membaca n menulis di sela-sela sibuknya hari bersama Ngka, Esa, Pink, dan kerja. Dalam sehari menulis dan menulis, dan asik banget. Dalam sehari kalau ga nulis, serasa ada hutang yang nagih dan nagih. Tapi sewaktu kepala dan hati dipenuhi tentang Pink yang masih saja muntah darah, dan begitu banyak hal lain yang ikut menggedor hidup, gue tepar... Dan memutuskan untuk berhenti beberapa jenak dari rutinitas yang dijalani.  Di kantor gue memilih untuk pergi ke luar dari lokasi, alias ga diam di meja. Gue seling kerjaan meja sewaktu jam kerja hampir selesai. Untungnya bos gue mau ngerti itu, dan untungnya memang ada kerjaan di luar yang harus diselesaikan. Gue harus entengin otak, itu yang gue jalanin. Menulis pun jadi kena sasaran. Gue cuti dari menulis. Cuma di jejaring sosial gue nulis yang se-encrat se-encret alias nulis status aja. Ga lebih

error tentang,"Rindu yang terhempas"

Euphoria - Silence in everywhere (Youtube) Selembar rindu melambai ditiup angin semilir,  tersenyum padaku...  Ya, namanya rindu...  Dia berbisik bahwa itu terhubung padamu Rindu? Hmm.., ya. Aku punya sejuta gudang rindu tentangmu. Tidak, rindu-rindu ini tidak kusimpan, tapi mereka berkumpul dengan sendirinya, dan dengan tenang berjajar rapi di dalam hati, di dasar jiwa. Jangan bertanya padaku, mengapa rindu-rindu ini berjajar dalam hariku. Aku juga tak mengerti mengapa rindu-rindu bermunculan dan menyebut namamu. Sungguh, aku tak tahu mengapa. Tiba-tiba saja aku merindukanmu dalam hariku. Tapi semua kutahan erat. Menceritakan dengan jujur tentang rindu yang kupunya padamu jelas sebuah kekonyolan! Dan hanya memicu kemarahan yang tak pernah kukira sebelumnya. Ternyata sebuah kejujuran yang ada hanya memicu berjuta amarah yang ada padamu. Dan aku terhenyak! Rindu? Ya, rindu ini ada tanpa kurekayasa. Aku tak bisa enyahkan, tak bisa pula menghapusnya. Mencoba menahan getaran yang b