Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2014

error dan Galaksi Pungky Giveaway,"Blog-nya Pungky blog bahasa jujur"

Gue ikutan Galaksi Pungky Giveaway. Barusan aja gue baca tentang giveaway ini dari blog seorang teman. Penasaran, gue baca blognya Pungky. Baca blog punya Pungky asik menurut gue. Bahasa yang mengalir ga ribet, mudah dicerna, dan yang jelas, yang bikin gue jadi asik bacanya, tulisan jujur yang ditulis. Ga ada jaim. Santai, jujur. Yang gue tahu, di sini, di negeri ini, kemunafikan jalan terus. Menghujat ini dan itu, padahal mereka lebih gelo dari yang dihujat. Gue baca ada artikel tentang PSk yang menikmati hidup dengan baik. Malah lebih menikmati hidup dibanding siapa pun., lebih menikmati hidupnya dibanding yang Pungky rasa. Benar juga sih, nikmati hidup yang dijalani. Punya hidup llebih baik dari PSk? Ya, nikmati dengan baik. Ada  tentang aborsi, sebuah pembunuhan tanpa suara, pembunuhan diam-diam, dan yang dibunuh pun cuma bisa diam... Sebuah cerita miris, tapi ini banyak terjadi di negeri ini. Ada cerita tentang bulu mata syahrini yang dahsyat itu. Cerita tentang pembuatan

error,"GUSTI, :yang"

GUSTI, aku memanggilnya :yang sepagi dingin tadi aku resah menunggu kabar darinya, GUSTI pernah aku berada dalam situasi yang sama, dahulu... lalu harus melepas dengan ikhlas dan semua cerita yang menjadi sebuah novel hidup,  berhenti, walau masih berlangsung ah GUSTI, itu mengiris hati... dan tadi aku merasakan hal yang sama... :jangan, jangan terulang sepagi tadi sewaktu hujan berderai turun dan dingin, dan aku berkeringat berteriak lemah dalam hati mengusir cemasku sendiri jangan pergi dariku... dan lagi aku menyebutnya :yang matahari mulai nampak dingin mulai diusik tubuhku menggigil padahal panas mulai menyerang bumi dan aku lirih menyebutnya lagi : yang dan cemas masih menggema juga aku tak berdaya, GUSTI saat bersuara dalam hati :ini kisah yang samakah dengan yang lalu... lalu khusuk kumemohon padaMU berharap sebuah suara menjawab :aku ada untukmu pasti kAMU juga tahu duhai GUSTI hati berkecamuk setiap detiknya tapi tetap berteriak

error dan,"Lelah"

Lagu Smoke Gets in Your Eyes membangunkanku dari tidur yang tidak bisa dikatakan  lelap. Semalam tidurku gelisah. Aku kaget, dan langsung duduk saat lagu itu tertangkap oleh telinga. Pusing, kepalaku pusing sejak beberapa hari yang lalu. Rasanya berat, dan berdenyut. Mungkin hanya faktor lelah. Aku tidak tahu apa yang akan kutulis di blog pagi ini. Curhat aja kali ya... Curhat tentang apa? Hmm, tentang lelahku. Siapa yang tidak pernah merasakan lelah? Pasti semua orang pernah merasakan lelah. Entah itu lelah secara fisik, atau bisa jadi lelah secara psikis. Lelah fisik? Istirahat. Lelah psikis? Ya isitirahat juga. Nah loh, istirahat psikis gimana caranya? Apa iya bisa psikis disuruh  rebah dan tidur, lalu lelah menghilang? Hehe, psikis berbeda dengan fisik, tapi juga sama. Halah, beda tapi sama, apa juga maksud tulisan ini? Mau tau? Hayuk deh kita obrolin tentang ini. Psikis itu sama dengan fisik, bisa merasakan lelah. Sama dengan fisik, jangan berbeban berat. Dan juga sama de

error dan Understanding Love,"Cinta itu adalah cinta"

Banyak orang sibuk bicara tentang cinta, mengobral kata cinta.  Sebenarnya cinta itu apa sih? Apakah cinta itu cuma sebuah rasa yang mudah diucap dan ditulis saja? Hmm, rasanya bukan deh. Aku sendiri bukan seorang pakar tentang cinta dan permasalahannya yang selalu dikulik, tapi aku punya pemahaman sendiri mengenai cinta. Sering mendengar bahwa si A mencintai B, dan B kecewa lalu patah hati. Eh, patah hati atau patah cinta ya? :D . Cinta membawa sejumlah kekecewaan bagi sebagian orang yang merasa kecewa. Cinta memberi sejumlah sakit yang tak tertahankan untuk sebagian yang lain. Tersenyum dan tertawa karena cinta berbalas cinta, lalu menangis sejadi-jadinya hingga banjir memenuhi hidup, saat cinta berhenti di satu titik. Ah, cinta sebegitu kejamnyakah? Sedangkan cinta menjadi sumber kebahagiaan dan keceriaan yang tak henti dirasa oleh mereka yang merasakan cinta dengan rasa syukur yang dalam pada GUSTI. Cinta menurutku adalah sebuah anugerah indah dari GUSTI. Cinta tak pernah sala

error dan puisi,"kangen"

:sekali lagi aku memanggilmu, way mendekap bajumu yang tertinggal duh, melepas kangen ah, kangen ini tak berlogika... :menangis aku dan kamu tak tahu... ternyata menunggumu hadir  bukan cuma butuh kesabaran tapi butuh banyak ramuan sebagai penyembuh luka yang menyayat  di jiwa aku harus ikhlas karena hadirmu mungkin tak akan pernah ada... dan aku mengusap mata yang penuh dengan cerita tentangmu... -error, 9 feb 14, 02.47, mendusin-

error,"GUSTI, aku bersedih"

GUSTI, ada sedih di sini hati tergenang banjir padahal banjir di luar surutlah sudah GUSTI, kepulan asap rokok mengepul menari menuju langit aku memandang dengan tatapan kosong inginnya ikut terbang bersama GUSTI, bahagia itu masih tetap ada tapi tak bisa kutampik, genangan di hati merembes lewat mata dan tak jua kuhapus aku hanya ingin merasakan air hati meleleh perlahan lalu menyadarkanku bahwa hidup ini masih berlangsung GUSTI, tawa dan tangisku sama-sama berjuang untuk bisa membuatku tetap bisa menatap hari tanpa menunduk :aku kalah, GUSTI kalah oleh perjalanan :aku menyerah, GUSTI dan duduk sambil memejamkan mata mengucap serangkaian kalimat yang bukan memujiMU tapi menangis padaMU GUSTI, jika hati bisa teriris, jika jiwa bisa dipecah, sedangkan yang kurasa saat ini adalah sisa kekuatan yang terseok GUSTI, entah apa lagi yang hendak kuucap padaMU aku masih punya sejumlah senyum yang kusimpan di lorong hati GUSTI, kepulan asap rokok menghi

error dan puisi,"Wayang-wayang Sang Dalang"

:GUSTI, aku menyerah kalah...  aku duduk di sini tanpa bicara apa-apa memandang panggung kosong sedangkan pagelaran sudah dimulai wayang itu ada dalam benakku  kamu, aku, kita entah berkisah tentang apa rama shinta, hanoman, atau tentang punakawan aku tak perduli lagi bertempur sudah bukan waktuku... kibaran bendera putihku  di sudut hati, sudahkah kamu lihat?  masih duduk di sini tanpa bergerak membayangkan menonton wayang dan menjadi wayang di pentas aku bisu, aku tuli, dan aku buta tapi aku bisa melihatmu! aku bisa mendengarmu! dan  aku bisa melihatmu... sayup-sayup samar-samar dan aku melenguh aku kalah.. memanggilmu dalam hati yang kosong kibaran bendera putih itu sebentar lagi berubah warna sudah usang,lapuk didera air hujan  lalu hanyut dibawa banjir bendera kuning ada di tangan haruskan kutancapkan perlambang duka di sini? kematian seorang pecinta wayang perlahan ditusuk belati cintanya sendiri aku menyerah aku kalah bendera kuningku ha

error dan puisi,"Tanpa judul dengan banyak aksara dalam hati"

:way Apa jadinya bila menghilang semua yang ada..? Apa kah aku hanya a kan diam atau menangis? Apa jadinya jika semua ini terhenti? Apakah aku akan berteriak atau hanya terhenyak? Setang kup hati diam-diam menitikkan airmata Lalu berubah menjadi samudera membentang Mengalahkan luasnya hati Menenggelamkan senyum yang pernah tercipta Bayanganmu ada di sini Tapi yang kumau bukan itu! Sosokmu, ya sosokmu yang nyata Ada di sini Tetap bersamaku Dalam suka Dalam airmata Dan itu adalah kebahagiaan bagiku Tapi bagaimana jika itu terhenti? Menghilang, dan tak akan pernah ada lagi? lalu Setangkup hati menjerit dalam diamnya sendiri… -error, way-  

error dan puisi,"Wayang, aku, dan cinta"

wayang, ya, aku memanggilmu wayang sesuai dengan peranmu juga memang itulah dirimu wayang... aku mencintaimu sebagaimana adanya wayang di atas pentas, di dalam kotak dalang kamu tetaplah wayang yang membawa seluruh rindu yang mengirim harapan cerita tanpa henti aku mencintaimu seperti cerita bumi dan langit yang dipisah jarak, tapi tetap berhubungan tak bersisian, tapi tetap berpandangan aku mencintaimu lebih dari sekedar kata... wayang, ya, kamu adalah wayang dan aku mencintaimu... -error-          

error,"Penantian"

Mempertanyakan rasa yang menjadi sumber banyak rasa adalah hal yang ga menyenangkan... Rasa cinta. Ya, saat aku menyadari bahwa aku mencintaimu, rasanya ada gejolak rasa bersalah. Aku menambah masalah dalam banyaknya masalahmu. Maafkan aku... Semua rasa yang ada sama sekali tidak kurekayasa, tidak kuperindah. Semua berjalan biasa, amat biasa, dan berjalan apa adanya. Aku tidak meminta Tuhan menebar rasa kasih ini dalam hatiku untukmu... Tetiba rasa ini ada, dan baru kusadari saat aku benar-benar takut kehilanganmu... Maaf, maafkan aku... Aku tidak pernah meminta seorang yang lebih dari sempurna. Bagiku, kamu adalah sebuah karya sempurna. Emosimu, cemburumu, perhatianmu, kasih sayangmu, dan kemanjaanmu adalah bagian dari kesempurnaan yang membuatku merasa berarti. Baru kusadari ternyata adalah ringan saat kita bersama melangkah, ringan saat menghadapi segala sesuatu berdua. Selalu saja kamu mendampingiku, dalam setiap susahku. Dan juga selalu bersamaku membagi senyum, berbagi canda.

error,"Toy"

"Aku tidak akan berjanji apa pun padamu. Aku cuma punya sebuah titik kecil, bukan goresan-goresan yang indah. Tapi titik kecil ini adalah awal dari semua goresan yang akan kita buat bersama dalam hidup". Sebuah untaian kalimat tanpa janji, yang mampu membuatku tersenyum kecil saat membacanya. So sweet, jika saja itu adalah kalimat yang dilontarkan untukku. Tapi sayangnya bukan. Itu kalimat yang kubaca dari sebuah buku tua di perpustakaan. kalimat yang ditulis dengan karakter tulisan halus. "Buku inikah yang akan kamu pinjam?", tanya petugas perpustakaan padaku, dan kujawab dengan anggukan kecil. tanpa menoleh padaku, sambil mencatat buku yang kupinjam, dia bercerita bahwa buku itu adalah sumbangan dari seorang pria yang murah senyum, dan menyenangkan, bernama Toy. Sebenarnya buku itu akan dipersembahkan untuk perempuan yang dicintainya, Ror. Oops, aku terkejut mendengar itu. Ror adalah nama mamaku. Toy? Mama tidak pernah bercerita tentang lelaki yang bernama Toy di

error,"Anak lanangku"

Anak lanangku, bangunlah dan bergerak tanpa keluh tersenyumlah pada TUHANmu, pada dirimu, pada bayanganmu, pada udara yang berhembus pada dinding yang dingin pada apa pun pada siapa pun tunjukkan pada jiwa semangatmu lebih dari sekedar hidup beritahu pada darah yang mengalir di tubuh kasih cinta lebih banyak dari hitungan pori-pori di kulit Anak lanangku, duduk sini bersamaku, kita sama-sama tersenyum dan bersyukur ada kehidupan yang hidup dalam hidup yang kita punya... -error-   

error,"GUSTI, hujannya..."

GUSTI, hujannya belum berhenti juga, hujannya masih berderai di depan rumah hujannya tetap menggenang di sudut teras dan hujannya mengantarkan harapku tentang dia padaMU GUSTI, hujannya masih deras hujannya berteriak lantang di teras rumah hujannya mengaburkan teriakanku yang menyebut namanya dan hujannya merancukan rindu juga cinta dan harapan yang putus GUSTI, hujannya tersenyum bersama doaku tentangku dan tentangnya yang berderai dalam harap padaMU -error-

error,"Pada GUSTI"

GUSTI, bersama air yang turun di malam ini bolehkan aku meminta? kasih cinta yang juga kAMU turunkan untukku biarlah membanjir penuhi hidupku tapi jangan pernah surut... GUSTI, bersama titik air hujan yang penuhi teras rumahku bolehkan aku memohon? beri jalan terindah untuk kasih cintaku agar tetap bisa bersama tidak seperti banjir yang pergi lenyap menghilang dari hadapanku GUSTI, bersama dinginnya airMU yang melimpah di depan jalan rumahku bolehkan aku bertanya? hangat kasih cinta ini, yang dibingkiskan dalam hidupku, bukankah ini untuk seumur hidupku? aku memohon, ini bukan seperti banjir aku memohon, ini ada untuk selamanya GUSTI, jika memang sebuah takdir tak bisa diganggu gugat, bolehkan aku tersenyum? karena takdirku adalah bersamanya... amin... -error-