"Mak, aku datang".
"Siapa kamu?".
"Aku anak perempuan bungsumu, Mak".
"Anakku cuma 1, dan dia seorang lelaki tampan".
"Mak, aku perempuan bungsumu".
"Anakku cuma 1, dan dia lelaki gagah".
"Mak, aku perempuan tunggalmu".
"Anakku cuma 1, dan dia bukan seorang perempuan".
"Mak, aku datang tanpa pernah pergi, aku ada tanpa pernah menghilang, aku di sini dan tak akan pernah meninggalkan".
"Anakku lelaki, dia pergi dan datang, dia pergi, dan pergi, lalu datang, dan pergi lagi, datang lagi".
"Aku perempuanmu, Mak, tak pernah ingin membuatmu menangis".
"Anakku lelaki dalam airmataku, dan membanjiriku dengan airmatanya".
"Mak, aku perempuan bungsumu, yang ingin selalu mendekap dan ada dalam dekapmu".
"Anakku lelaki, cuma 1, dan tak hendak mendekap, apalagi didekap".
"Mak, aku rindu".
"Anakku lelaki tanpa kerinduan, dan anakku lelaki, cuma 1".
Perempuan bungsu diam, mendekap rindunya sendiri, menghapus airmatanya sendiri...
Emak tertawa dalam ruang berdinding empat, bersama anak lelakinya yang cuma 1...
Perempuan bungsu terkapar di bawah impian tentang lembut kasih emaknya
Perempuan bungsu, perempuan bungsu, jangan benci emakmu, emak pasti tahu tentang kerinduanmu, emak tahu pedihmu dan ingin memelukmu, tapi emak punya anak lelaki cuma 1, dan memang selalu cuma 1
Perempuan bungsu, perempuan bungsu, simpanlah rindumu, emak pasti memetik rindumu, dan mendekapmu saat anak lelaki cuma 1 melepas seluruh isi saku emak, dan memindahkan dalam pundi-pundinya sendiri
"Siapa kamu?".
"Aku anak perempuan bungsumu, Mak".
"Anakku cuma 1, dan dia seorang lelaki tampan".
"Mak, aku perempuan bungsumu".
"Anakku cuma 1, dan dia lelaki gagah".
"Mak, aku perempuan tunggalmu".
"Anakku cuma 1, dan dia bukan seorang perempuan".
"Mak, aku datang tanpa pernah pergi, aku ada tanpa pernah menghilang, aku di sini dan tak akan pernah meninggalkan".
"Anakku lelaki, dia pergi dan datang, dia pergi, dan pergi, lalu datang, dan pergi lagi, datang lagi".
"Aku perempuanmu, Mak, tak pernah ingin membuatmu menangis".
"Anakku lelaki dalam airmataku, dan membanjiriku dengan airmatanya".
"Mak, aku perempuan bungsumu, yang ingin selalu mendekap dan ada dalam dekapmu".
"Anakku lelaki, cuma 1, dan tak hendak mendekap, apalagi didekap".
"Mak, aku rindu".
"Anakku lelaki tanpa kerinduan, dan anakku lelaki, cuma 1".
Perempuan bungsu diam, mendekap rindunya sendiri, menghapus airmatanya sendiri...
Emak tertawa dalam ruang berdinding empat, bersama anak lelakinya yang cuma 1...
Perempuan bungsu terkapar di bawah impian tentang lembut kasih emaknya
Perempuan bungsu, perempuan bungsu, jangan benci emakmu, emak pasti tahu tentang kerinduanmu, emak tahu pedihmu dan ingin memelukmu, tapi emak punya anak lelaki cuma 1, dan memang selalu cuma 1
Perempuan bungsu, perempuan bungsu, simpanlah rindumu, emak pasti memetik rindumu, dan mendekapmu saat anak lelaki cuma 1 melepas seluruh isi saku emak, dan memindahkan dalam pundi-pundinya sendiri
Perempuan bungsu, perempuan bungsu, jangan jadi tangis, emak tetap emak, walau anak lelakinya yang cuma 1 yang selalu ada dalam hati sang emak
# error, 13agust14, hi: emak
# error, 13agust14, hi: emak
postingannya bagus? Numpang baca ya
ReplyDeleteMakasih mbak Dhia Syarafana, silakan kalau mau baca-baca, boleh... Monggo :)
Delete