Pagi tadi gue ke pasar dekat rumah. Baru saja tiba di pasar, ibu pedagang sayur langganan gue memanggil,"Bu, Bu, niki loh gembus. Wonten gembus, Bu". Hehe, gue artikan ya,"Bu, Bu, ini loh gembus. Ada gembus, Bu". Gembus tuh seperti tempe, tapi bukan :D . Gue sejak awal pindah ke sini, selalu mencari gembus, tempe gembus, dan hanya mbak Nur, si ibu pedagang sayur di pasar inilah yang menjual tempe gembus. Apa sih gembus itu? Tempe gembus adalah tempe yang dibuat dari ampas tahu yang diberi ragi, lalu di bungkus menggunakan plastik kecil-kecil dan dibiarkan semalaman hingga tumbuh jamur tempe yang warnanya putih. Teksturnya lebih lembut dan kenyal dibanding tempe yang berasal dari kedele.
Gue senang banget waktu dikasih tahu ada tempe gembus! Esa, putra tengah gue, paling suka makan gembus. Rencananya gue mau masak gembus bacem. Gue beli gembus, dan belanja sayuran, lalu pulang!
Cling, voila, gue dah sampai di rumah! Rumah gue berjarak kurang lebih 500 meter dari pasar. Dekat kan? Di rumah, Esa masih bersiap-siap hendak mandi saat gue tiba, dan dia senang sekali saat gue beritahu bahwa gue membeli gembus. "Mau dibacem", ujarku padanya, dan wajah Esa terlihat semakin cerah.
Gedubrak, gedubruk, gue bersiap mau masak bacem. Ealaaah, mana ya muntunya? Gue cari ke sana-sini, ga ketemu juga. Esa yang sudah selesai mandi pun ikut mencari, sama saja hasilnya. Hingga Esa sudah berangkat sekolah, muntu masih dalam tahap pencarian. Ngka, dan Pink ikut membantu, masih saja si muntu masuk DPB, bukan DPO. DPB tuh Daftar Pencarian Orang. Rencana tinggal rencana, ya cuma jadi rencana. Gagal masak bacem. Andai saja bisa misscall muntu...
Gembus masih ada di dapur, dan menunggu gue beraksi...
Frustasi mencari muntu, waktu juga sudah mendesak untuk berangkat kerja, ya akhirnya gue cuma berpesan pada Ngka,"Mama ga jadi masak gembus dibacem, nanti kamu aja ya goreng gembus pakai tepung. Oh iya, Mama juga beli sawi putih, kamu masak juga ya?". Ngka pun mengangguk, dan menjawab,"Oke, sip, digoreng tepung, dan sawinya nanti dioseng aja". Hihihi, akhirnya belanjaan tadi akan dimasak oleh Ngka, berikut sayurnya :D .
Ooops, sudah hampir pukul 8.00 pagi, gue bersiap dulu ya, mau berangkat kerja. Hmm, kalau nanti ada yang menemukan muntu, tolong kasih tahu gue yaa... Bisa telepon ke no yang tertera berikut ini 081XXXXXXXXX :D .
Babaaay,
Salam senyum,
error
Gue senang banget waktu dikasih tahu ada tempe gembus! Esa, putra tengah gue, paling suka makan gembus. Rencananya gue mau masak gembus bacem. Gue beli gembus, dan belanja sayuran, lalu pulang!
Cling, voila, gue dah sampai di rumah! Rumah gue berjarak kurang lebih 500 meter dari pasar. Dekat kan? Di rumah, Esa masih bersiap-siap hendak mandi saat gue tiba, dan dia senang sekali saat gue beritahu bahwa gue membeli gembus. "Mau dibacem", ujarku padanya, dan wajah Esa terlihat semakin cerah.
Gedubrak, gedubruk, gue bersiap mau masak bacem. Ealaaah, mana ya muntunya? Gue cari ke sana-sini, ga ketemu juga. Esa yang sudah selesai mandi pun ikut mencari, sama saja hasilnya. Hingga Esa sudah berangkat sekolah, muntu masih dalam tahap pencarian. Ngka, dan Pink ikut membantu, masih saja si muntu masuk DPB, bukan DPO. DPB tuh Daftar Pencarian Orang. Rencana tinggal rencana, ya cuma jadi rencana. Gagal masak bacem. Andai saja bisa misscall muntu...
Gembus masih ada di dapur, dan menunggu gue beraksi...
tempe gembus yang ga jadi dibacem
Ooops, sudah hampir pukul 8.00 pagi, gue bersiap dulu ya, mau berangkat kerja. Hmm, kalau nanti ada yang menemukan muntu, tolong kasih tahu gue yaa... Bisa telepon ke no yang tertera berikut ini 081XXXXXXXXX :D .
Babaaay,
Salam senyum,
error
Comments
Post a Comment