Didi (panggilan untuk sang ayah diperankan oleh Vino G. Bastian) jadi punya kesibukan yang heboh karena Muti (panggilan ubtuk sang ibu siperankan oleh Karina Nadila) harus pergi ke Hongkong selama 2 minggu untuk membantu sahabat mereka yang sedang menghadapi krisis perkawinan. Selain harus bekerja sebagai arsitek yang sedang menangani proyek senilai 10 triliun, juga harus mengasuh 2 putri mereka, Anjani dan Velia, yang masih TK. Jadwal anak-anak mereka ditulis oleh muti di sebuah buku, dan selalu dipantau lewat video call.
Didi harus membujuk Anjani dan Velia makan, mengantar ke sekolah, mengepang rambut, mengantar les balet, menonton film frozen, hingga perawatan salon yang dipesan oleh muti menjelang pentas drama Timun Mas di sekolah anak mereka! Seru banget! Di sini juga ada Mayang (oma sayang, diperankan oleh Ira Maya Sopha), dan Opa (Mathias Muchus), yang menambah seru film ini.
Ada kalimat yang menyentuh banget, diucap oleh Didi saat anak bungsu mereka masuk rumah sakit karena jatuh dari tangga di tempat les,"Untuk apa gue dapat proyek bagus, kalau anak gue ga ada yang ngurus." Sang didi berniat mengundurkan diri dari proyek.
Film keren karya Hadrah Daeng Ratu dan Adis Kayl Yurahmah menampilkan cerita sederhana yang menarik.
Penasaran? Tonton deh, keren!
Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora
Comments
Post a Comment