Skip to main content

(10) Err Dan Bless, Mengenangmu Dengan Rindu

Tidak melupakanku, kan? Aku, Err. Perempuan pecinta pantai, laut, pasir, sinar matahari, dan anginnya. Jangan melupakanku. Kurasa tak ada yang ingin menjadi yang terlupakan dan dilupakan. Karena aku tak ingin dilupakan, atau terlupakan.

Sendiri di sini mengenangmu adalah hal yang menyakitkan. Tak terbayang semua ini terjadi lagi padaku. Lagi! Berulang kali menghela napas panjang ternyata tak mengurangi rasa sakit yang terasa menyayat dalam dada. Lagi!

Lagi dan lagi kesakitan ini menyerang. Lagi dan lagi harus mengenang. Lagi dan lagi menyusut air mata.

Dalam hati bertanya, apakah kamu mengenangku seperti aku mengenangmu? Apakah kamu mengingatku seperti kumengingatmu? Rasanya tidak.

Dalam pikiran pun ada tanya, apakah kamu memikirkanku seperti kumemikirkanmu? Apakah dalam pikiranmu ada namaku seperti kusimpan sekali lagi namamu dalam otak yang sudah terisi penuh dengan namamu!

Terlupakan, dilupakan, terbuang, dibuang. Huh, menyakitkan. Kamu memilih itu untukku.

Dear, ini menyakitkan untukku. Tapi aku berusaha mengerti apa yang menjadi pilihanmu. Aku takkan pernah menghalangimu melangkah di jalan yang ingin kamu jalani. Tapi dear, apakah kamu mengerti apa yang kurasa?

Air laut berdebur dahsyat seiring dengan gemuruh rindu yang menghantam dinding logika.

"Aku benci rasa rindu!"

Ombak membesar berlari susul menyusul, lalu menghempas ke karang besar pinggir pantai.

"Aku membenci rindu! Bunuh saja seluruh rindu yang kupunya!"

Angin berteriak melebihi suaraku yang memecah udara.

"Aku benci rindu! Aku benci rindu! Aku benci rindu!"

 Aku, Err, yang memiliki banyak rindu tapi tak menyukai rindu.

Langit ikut menggelegar memekakkan telinga.

Aku, Err, tanpa kamu, bergelut dengan cerita yang tak kutahu kenapa terjadi dan sampai kapan akan berlanjut. Ini sekusut benang yang tak bisa terurai!

Aku, Err, perempuan sebiji mata kanan dan serongga mata kosong, tanpa teman, tanpa sahabat, tanpa siapa pun, karena Bless, lelaki tinggi besar yang selalu menemaniku pergi menemui masa lalunya. Aku menunggu di sini, dengan rasa yang sama. Kasih.

Aku merindukannya dengan segenap rindu yang selalu saja membuatku takut. Terkadang kuberharap tak pernah mengenalnya. Tapi jika memang dia tak pernah ada, mungkin aku pun hanya hantu perempuan biasa. Hantu perempuan yang tak pernah merasakan cinta dan rindu.

Bless, lelaki yang kukasihi entah ada di mana. Dia pergi membawa sejumlah kenang yang disimpannya sendiri.

Bless, kamu di mana? Apakah kamu juga merindukanku?

Segunung rasa bersalah timbul seketika. Jika saja aku tak pernah mencintainya, mungkin dia tak akan meninggalkanku! Sebuah kebodohan menyebabkan kesakitan yang tak pernah terbayangkan olehku. Ternyata cinta mencipta jarak antara aku dan Bless. Lalu kenapa cinta diciptakan jika hanya membuat luka makin menganga? Mengapa rindu bertumbuh dan berkembang, padahal hanya menjadi bibit kepiluan.

Aku, Err, yang tersenyum dalam tangis tak pernah berhenti.

Bless, kamu di mana? Akankah kamu kembali? Jika saja pelukanmu tak pernah ada untukku, mungkin hari yang kulalui hanya hari yag dingin dan beku. Tapi pelukanmu melukaiku. Aku rindu Bless lengkap dengan dinginnya pelukannya.

Aku pernah merasakan berada dalam dekapan erat yang menghangatkan. Ya, pernah! Aku tak berbohong! Semalam kurasakan dekap itu. Dalam mimpi. Hanya dalam mimpi, tapi mampu mengubah malamku menjadi indah luar biasa. Dan itu karena Bless.

Aku, Err, hantu perempuan yang punya sejumlah rindu dan kasih, tapi tak pernah bisa memiliki. Entah kenapa, garis yag kumiliki hanya segaris angan dan ingin. Yang terkasih hanya ada dalam mimpi, yang tercinta cuma jadi impian. Kasihku hanya menjadi kasih. Sebuku cerita hidup yang tak akan pernah kulupa.

Tak ingin kuingat cerita lama. Hanya saja terkadang cerita itu kembali dan kembali lagi. Apalagi saat ini aku benar-benar sendiri. Tanpamu, Bless.

"Bleeess!"

Hanya gema suaraku sendiri yang terdengar.

"Bless!"

Tetap tak ada jawaban. Suaraku menggaung sendiri.

"Aku akan memelukmu dari belakang, hingga kita bisa bersama menatap ke depan."

Kalimat indah Bless yang kusimpan baik-baik dalam ingatan.

Aku percaya Bless sedang menjalani apa yang harus dia jalani saat ini. Sedang menyelesaikan perkara yag dihadapinya.

Bless dan kerinduan, adalah dua hal yang melekat erat dalam debarku.

Selamat menempuh jalanmu sendiri, Bless. Selalu ada ruang untukmu kembali.

Aku, Err. Pernahkah melepas yang terkasih pergi meninggalkanmu dengan legawa? Mengumpulkan seluruh daya untuk bisa tersenyum dan mengucap,"Aku mengerti keputusanmu."

Aku, Err. Pernah hidup dalam duniamu. Berharap punya kisah indah bersama terkasih. Tapi lebih memilih menjadi yang selalu tersenyum saat kisah indah itu menjauh. Bagaimana denganmu?

Bless, ada rindu untukmu dariku, Err.


Nitaninit Kasapink,








Comments

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora

Menu Baru Nongkrong Di HokBen

Gaeees, ada bocoran baru, nih! HokBen meluncurkan menu baru untuk SNACK, DESSERT, dan DRINK! Ada  Sakana sticks ,   Ocha Lychee Tea , dan   Soft Pudding . Yeey, asyik banget, kan? Tapi untuk saat ini menu Soft Pudding baru ada di wilayah Jabodetabek aja, ya. Bocoran lagi nih ya, dan please jangan disimpan jadi rahasia,"Tiga sajian baru ini sudah dapat dinikmati mulai Maret 2017 di seluruh gerai   HokBen   di Jabodetabek, Jawa dan Bali. Harganya? Cuma berkisar Rp. 16.000,- sampai Rp. 18.000,- Ini sudah termasuk pajak, loh! Murahnyaaa!" Pasti mau tahu lebih lanjut mengenai menu baru ini, kan? Penasaran yaaa? Yuk yuk ah dilanjut! 1. Sakana Sticks  Sakana sticks adalah nuget yang berasal dari produk olahan ikan air tawar, dibalur dengan tepung khas HokBen, berbentuk sticks. Sakana Sticks ini memiliki 2 rasa pilihan rasa, loh! Ada   Sakana Sticks Original   dan   Sakana Sticks dengan taburan Nori/ Seaweed.  Hati-hati loh gaes, dua rasa ini bikin ketagihan

error,"Sehat dan pulih kembali ya bap, amin"

Bapak yang biasa kupanggil Bap, harus masuk rumah sakit di salah satu rumah sakit besar untuk dioperasi. Ya, bap kanker rectum. Aku mendampingi bap sejak rawat jalan hingga akhirnya harus dioperasi. saat bap rawat jalan sebelum operasi I Bap mulai rawat inap Senin, 6 Februari 2012. Rencana operasi kamis, 9 Februari 2012. Tapi ternyata operasi tidak jadi dilakukan di hari itu, dan diundur hari kamis berikutnya, 16 Februari 2012. Saat-saat bap sebelum dioperasi benar-benar membutuhkan kekuatan bagiku. Selain memang aku sendirian menjaga, yang notabene berarti harus riwa riwi mengurus obat ke apotik, dan semuanya, juga harus menghadapi bap yang dengan kondisi pendarahan setiap hari. Bap jarang bicara padaku saat itu, mungkin karena rasa sakit yang tak tertahankan.  kasur dialasi karena semua penuh dengan darah bap Akhirnya waktu untuk operasi pun tiba. Bap menjalani prosedur untuk operasi yang seminggu sebelumnya juga dijalaninya. Aku mendampingi bap hingga akh